Sebuah keputusasaan hadir ketika tidak adanya pilihan apapun, ketika kemampuan untuk bertindak itu dikekang, dan disaat hanya bisa benar-benar pasrah menghadapi akhir yang mengerikan. Pengertian dari putusasa sendiri berarti kehilangan secara utuh atau tidak ada harapan, menurut saya pribadi kata kuncinya menjadi utuh. Suatu keadaan yang kebanyakan dari kita tidak pernah atau tidak ingin mengalaminya, saya berharap kita semua tidak mengalaminya. Sebagian dari kita terlahir sudah memiliki sistem kenyamanan sendiri, baik itu di dalam keluarga, kehidupan sosial, pendidikan, atau melalui sistem kesejahteraan sosial yang kita miliki. Seburuk apapun yang terjadi, kita masih memiliki pakaian, bisa makan, bekerja untuk hidup dan mendapatkan pelayanan kesehatan ketika dibutuhkan. Sebuah kemewahan.
Saya merasa diberkati karena mendapatkan kesempatan untuk melihat sebuah keluarga yang benar-benar mengalami keputusasaan dalam artian sebenarnya. Berjalan masuk kedalam rumah gubuk mereka yang seukuran kamar mandi. Namun apa yang membuat saya prihatin adalah bukan ayah mereka yang terbaring dengan kakinya yang telah hancur ( Cacat ), atau sebagian dari kaki anaknya yang berusia 8 tahun telah membusuk parah seperti kaki zombie, tapi yang begitu mengganggu pikiranku adalah dari tatapan ayah dan ibu mereka. Sebuah ratapan yang diselimuti ketakutan dan kehancuran, sebuah pandangan yang mengatakan bahwa ia telah melakukan apapun yang bisa ia lakukan, dan saat ini sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan, tidak ada kecuali hanya berbaring disana, menyaksikan anak lelakinya kakinya membusuk dan meninggal karena gangren, Putus asa oh ayolah, aku tidak bisa berhenti menyaksikan kedua mata itu. Rasanya seperti menyayat hatiku dan membuatnya seperti serpihan, yang sebelumnya tidak pernah aku alami ( Saksikan ), Kenapa kalian tidak berusaha sih ? Ucapku di dalam hati. Apa yang kalian pikirkan ? tapi memang saya berasal dari dunia yang aman dan nyaman. Sedangkan mereka adalah yang termiskin dari yang paling miskin, keluarga dari karangasem Bali yang miskin. Mereka telah melakukan apapun yang mereka bisa, termasuk pergi ke rumah sakit termurah, meminta bantua pemerintah, meminjam uang dari sanak saudara yang ada. Dan ketika uang itu habis setelah digunakan untuk biaya operasi pertama, dari seharusnya yang dijadwalkan 6 rencana operasi untuk anak laki-lakinya, mereka harus pulang dengan hanya dibekali panadol.
Kisah mereka akan terus berlanjut dan sepertinya akan memiliki akhir yang bahagia. Saya sudah menghabiskan waktu beberapa bulan dengan keluarga itu sebagai perwakilan dari sekitar 65 orang yang berhati emas. Saya telah belajar banyak mengenai perbedaan dari apa yang kita miliki dan mereka miliki. Mungkin keadaan itu terlihat mudah bagi kita, cukup dengan duduk dan menilai lalu berkata "Yah, Aku bisa membuat beberapa perbedaan, aku hanya melakukan hal ini dan itu, dan akan memilih jadi lebih baik". Tapi sayangnya, tidak semudah itu. Karena bila kita dilahirkan dengan keadaan seperti mereka, kita tidak memiliki pikiran seperti apa yang kita pikirkan saat ini.
Keluarga dari karangasem itu sekarang sudah menjadi bagian dari keluarga aku sendiri, saya seperti memahami bagaimana rasanya dilahirkan namun tumbuh untuk tidak menjadi apa apa, karena tidak ada pilihan yang diambil untuk menjalani hidup. Mereka tidak memahami bagaimana menyelesaikan masalah atau mengambil keputusan yang bijak, karena mereka terlahir dengan tanpa adanya pilihan. Mereka dilahirkan lalu tumbuh besar, kemudian bertani pete. Yah itulah yang mereka kerjakan untuk sekian lamanya.
Beberapa orang bilang, mungkin itu sudah menjadi karma. Mereka harus tinggal disana dan bertani. Buat apa jauh jauh pergi ke kota dan akhirnya menjadi pengemis. yah mungkin mereka menjalani itu dalam bentuk usaha kecil mereka, tindakan yang mereka lakukan untuk mencoba menarik mereka keluar dari keputusasaan hidup, didorong perlahan dengan sebuah perasaan yang terasa begitu indah bagi umat manusia.
Mungkin diantara kalian ada yang merasakan sebuah keputusasaan dalam menjalani kehidupan ini, beban yang kalian rasakan begitu besar, ujian demi ujian datang silih berganti bahkan menumpuk menjadi satu sehingga anda tidak sanggup lagi menghadapinya, sebenarnya tuhan tidak akan memberikan kesulitan yang kesulitan itu tidak sanggup kita jalani, kesabaran, usaha dan doa adalah obat dalam menghadapi cobaan kehidupan ini, sudah seharusnya kita lebih bersabar dan bersyukur atas nikmat yang tuhan berikan kepada kita karena masih banyak orang yang lebih menderita saat menjalani kehidupan dibandingkan dengan kehidupan kita. Disini adhea akan berbagi tips menghadapi dengan bijak tingkat keputusasaan.
1. Yakini masalah pasti berlalu
Setiap kita mengalami kesulitan pasti kita juga pernah mengalami kebahagiaan, dan setiap ada masalah pasti ada jalan keluarnya, setiap masalah dan kebahagiaan selalu kita alami hanya saja manusia lebih cenderung merasakan penderitaan atas masalahnya tersebut, tingkatkan rasa syukur anda, yakinkan diri anda karena anda masih memiliki tuhan. Tuhan akan memberikan anda sesuatu yang anda butuhkan bukan sesuatu yang anda mau, bersabarlah masalah anda pasti akan berlalu.
2. Pergi ke tempat-tempat yang menghibur
Saat pikiran anda sedang jenuh terkadang masalah yang anda alami akan terasa lebih menusuk di dalam hati, cobalah keluar dari aktifitas anda sejenak, tenangkan pikiran anda dengan mengunjungi tempat tempat yang membuat anda terhibur, dengan begitu anda akan mendapatkan inspirasi baru untuk menghadapi masalah anda.
3. Sharing dengan orang lain
Masalah yang begitu berat sebaiknya jangan dipikul sendiri, cobalah untuk sharing ke teman teman, keluarga dan sahabat yang bisa dipercaya dengan begitu anda akan mendapatkan solusi dan membuat pikiran anda menjadi lebih plong.
4. Kebahagian tidak dinilai dari materi
Siapa bilang materi bisa membuat hidup kita selalu bahagia? materi memang bisa membuat kita hidup berkecukupan kalau kita bisa memanagemen materi/keuangan dalam kehidupan sehari-hari, keluarga yang harmonis serta kesehatan dan pola pikir kita yang baik adalah kebahagiaan sebenarya.
5. Ikhlaskan semua dengan tuhan
Masalah yang kian menghampiri membuat sebagian orang menjadi putusasa, cobalah hadapi masalah itu dengan ikhlas, serahkan semua masalah kepada tuhan, hadapi masalah dengan ikhlas dan terus berusaha mencari jalan yang baik karena tuhan yang menciptakan kehidupan, jadi kita harus bisa menerima apapun yang menjadi keputusan tuhan.
6. Syukuri nikmat tuhan
Kita patut bersyukur dengan apapun yang terjadi kepada kita, terkadang saat manusia merasakan kebahagiaan banyak yang melupakan nikmat kalau nikmat tersebut datangnya dari tuhan, tetapi saat kita mengalami masalah kita menyalahkan tuhan, cobalah selalu bersyukur dalam menghadapi kebahagiaan sekecil apapun, bahkan saat kita minum air mineral kita mengucapkan syukur masih bisa menikmati segarnya air ciptaan tuhan.
7. Manfaatkan kesempatan
Saat anda mengalami masalah biasanya akan mendapatkan kesempatan untuk menyelesaikan masalah tersebut, manfaatkan kesempatan itu walaupun kesempatan kecil sekalipun, jangan sia siakan karena belum tentu kesempatan itu akan datang lagi menghampiri anda.
8. Berpikir positif
Hilangkan pandangan negatif dari anda, selalu berpikir positif saat anda mengalami kejadian apapun, bersikap tegar saat menghadapinya karena jika anda selalu berpikiran positif alam akan merespon anda dan memberikan sesuatu yang positif pada diri anda.
9. Berdoa
Selalu manfaatkan waktu luang untuk berdoa, dengan berdoa maka anda akan terasa lebih tenang dan dengan ketenangan pikiran anda akan terbuka untuk merespon jalan dalam menyelesaikan permasalahan yang anda hadapi saat ini, dengan berdoa tuhan akan menuntun anda ke sesuatu yang dapat menyelesaikan permasalahan anda saat ini.
Sekian postingan adhea kali ini yang berjudul Menghadapi dengan bijak tingkat keputusasaan semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih tegar dalam menghadapi permasalahan, semoga tuhan memberikan jalan yang terbaik untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang kita hadapi. Adhea berharap anda mulai tersenyum saat membaca tulisan terakhir ini. Mari tersenyum bersama ^_^
Posted by : infopedas.com & adhea putra
0 komentar:
Posting Komentar